“Kasih Karunia dan Damai Sejahtera Bekal Hidup Orang Percaya"

 

Jemaat Harapan Yomosimo umat KINGMI BALIM utara


Renungan Ibadah Minggu pelayan firman Pdt WEMPI MABEL

Kasih Karunia dan Damai Sejahtera Bekal Hidup Orang Percaya"


Renungan Minggu, 6 Juli 2025
Pdt. Wempi Mabel
Pembacaan Alkitab: Kolose 1:1-2
Judul: "Hidup dalam Kasih dan Damai Sejahtera Allah"


Ayat Bacaan:
“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita, kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.”
(Kolose 1:1-2)

Renungan:
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan,
Setiap kali kita membaca surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru, kita selalu disapa dengan kalimat yang penuh kasih dan damai. Demikian pula dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini. Meskipun Paulus tidak mengenal secara langsung semua jemaat di Kolose, sapaan kasih karunia dan damai sejahtera tetap menjadi kata-kata pembuka yang menguatkan dan meneguhkan.

Paulus tidak menyapa atas nama pribadi semata, tetapi ia menyatakan bahwa ia adalah rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah. Ini artinya, panggilan dan pelayanan Paulus bukanlah hasil usaha atau keinginannya sendiri, tetapi sepenuhnya adalah rancangan Allah. Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa apapun yang kita lakukan dalam hidup ini, terutama dalam pelayanan, harus bersumber dari kehendak Tuhan, bukan dari ambisi pribadi.

Selain itu, Paulus menegaskan bahwa jemaat Kolose adalah saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus. Kata “kudus” di sini bukan berarti sempurna tanpa cela, tetapi mereka adalah umat yang sudah dipisahkan dan dikhususkan bagi Allah. Demikian pula kita hari ini, sebagai orang-orang percaya, kita adalah umat kudus yang dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini—hidup yang memancarkan kasih, kesetiaan, dan kekudusan Allah.

Paulus juga mendoakan kasih karunia dan damai sejahtera bagi jemaat Kolose. Ini bukan hanya kata-kata pembuka yang kosong, tetapi doa yang sungguh-sungguh. Dua hal ini—kasih karunia dan damai sejahtera—adalah kebutuhan mendasar umat Tuhan di sepanjang zaman. Tanpa kasih karunia Allah, kita tidak bisa bertumbuh dalam iman. Tanpa damai sejahtera Allah, hati kita mudah diombang-ambingkan oleh pergumulan hidup dan kekuatiran dunia.

Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, pergumulan, dan kekacauan, kita semua rindu akan damai. Damai bukan hanya berarti tidak ada konflik, tetapi lebih dalam lagi, damai sejahtera Allah adalah ketenangan hati dan pikiran yang melampaui segala pengertian, yang hanya bisa kita temukan di dalam Yesus Kristus.

Perenungan untuk Kita Hari Ini:
Apakah saya menjalani hidup dan pelayanan saya sesuai dengan kehendak Allah ataukah hanya mengikuti keinginan dan ambisi pribadi?
Apakah saya menyadari bahwa saya telah dipanggil sebagai umat kudus dan percaya, dan hidup saya mencerminkan identitas tersebut?
Apakah saya sungguh-sungguh mengandalkan kasih karunia dan damai sejahtera Allah dalam menghadapi setiap situasi hidup?

Doa Penutup:
Tuhan Allah yang penuh kasih,
Kami bersyukur karena melalui firman-Mu hari ini, Engkau kembali mengingatkan kami tentang identitas kami sebagai umat-Mu yang kudus dan percaya dalam Kristus. Kami mohon agar kasih karunia dan damai sejahtera-Mu senantiasa memenuhi hati kami, agar dalam setiap langkah hidup, kami boleh hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Pimpin kami agar kami tidak goyah oleh berbagai pergumulan hidup, melainkan tetap teguh dalam iman dan kasih kepada-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

📰 Tim Pemenangan Bupati Tagime Minta Penjelasan Resmi Terkait SK Plt Kepala Distrik

Kabid SD Dinas Pendidikan Jayawijaya Kunjungi SD Negeri Wowarek, Apresiasi Prestasi Siswa di Tingkat Nasional

Masyarakat Pegunungan: Suara dan Cerita dari Hati Papua