KAMI BUKAN SIAPA-SIAPA, TAPI SUARA KAMI BERARTI

Kami Bukan Siapa-Siapa, Tapi Suara Kami Berarti” Catatan Pendamping Desa untuk Jayawijaya Damai Sebagai pendamping desa, kami berjalan bersama masyarakat dari lorong-lorong kampung yang jauh, melintasi lembah dan bukit hanya untuk satu tujuan: mendengar dan menyuarakan harapan rakyat kecil. Karena di mata kami, tidak ada yang lebih berharga dari pada aspirasi mereka yang kadang tak terdengar di hiruk-pikuk kekuasaan. Demo damai itu bukan ancaman. Itu adalah suara hati. Itu adalah cara sederhana rakyat menyapa pemimpinnya—dengan harapan didengar, dihargai, dan diakui. Apalagi, para kepala kampung yang masih aktif, mereka tetaplah bagian dari pemerintah yang sah. Mereka punya hak dan kewajiban untuk menyampaikan kegelisahan warganya kepada Bupati sebagai pimpinan tertinggi di daerah. Sebagai pendamping desa, kami belajar bahwa yang terpenting bukan siapa yang kita dukung, tetapi apa yang kita perjuangkan: ✅ Keadilan untuk semua. ✅ Kesetaraan tanpa sekat politik. ✅ Kedamaian yang tak ternoda perpecahan.
Di tanah Jayawijaya, tidak perlu ada sekat: ini pendukung si A, itu pendukung si B. Kita semua bersaudara. Biarkan setiap suara menemukan jalannya tanpa saling menjatuhkan. Mari kita jaga damai, mari kita jaga hati. Karena Jayawijaya bukan milik satu kelompok, tapi rumah kita bersama. “Suara kecil di kampung adalah nyawa besar bagi demokrasi.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

📰 Tim Pemenangan Bupati Tagime Minta Penjelasan Resmi Terkait SK Plt Kepala Distrik

Kabid SD Dinas Pendidikan Jayawijaya Kunjungi SD Negeri Wowarek, Apresiasi Prestasi Siswa di Tingkat Nasional

Masyarakat Pegunungan: Suara dan Cerita dari Hati Papua